Selasa, 08 Januari 2013

Bersyukur


Ada pepatah Cina kuno mengatakan:
 dengan MELIHAT, aku TAHU
 dengan MENDENGAR, aku MENGERTI
 dengan MENJALANI, aku PAHAM

 Selalu bersyukur akan membuat kita bahagia. Beberapa cerita berikut ini menggambarkannya...

Begitu memasuki mobil mewahnya, seorang direktur bertanya pada sopir pribadinya, "Bagaimana kira-kira cuaca hari ini?" Si sopir menjawab, "Cuaca hari ini adalah cuaca yang saya sukai”. Merasa penasaran dengan jawaban tersebut, direktur ini  bertanya lagi, "Bagaimana kamu bisa begitu yakin?".  Supirnya menjawab, "Begini, pak, saya sudah belajar bahwa saya tak selalu mendapatkan apa yang saya sukai, karena itu saya selalu menyukai apapun yang saya dapatkan".  Jawaban singkat tadi merupakan wujud perasaan syukur.Syukur merupakan kualitas hati yang terpenting.  Dengan bersyukur kita akan senantiasa diliputi rasa damai, tenteram, dan bahagia. Sebaliknya, perasaan  tak bersyukur akan senantiasa membebani kita. Kita akan selalu merasa kurang dan tak bahagia.
 Ada dua hal yang sering membuat kita tak bersyukur. Pertama, kita sering memfokuskan diri pada apa yang kita inginkan, bukan pada apa yang kita miliki. Katakanlah Anda sudah memiliki sebuah rumah, kendaraan, pekerjaan tetap, dan pasangan yang baik.  Tapi Anda masih merasa kurang.  Pikiran Anda dipenuhi berbagai target dan keinginan.  Anda begitu terobsesi oleh rumah yang besar dan  indah, mobil mewah, serta pekerjaan yang mendatangkan lebih  banyak uang. Kita ingin ini dan itu. Bila tak mendapatkannya kita terus memikirkannya. Tapi anehnya, walaupun sudah mendapatkannya, kita hanya menikmati kesenangan sesaat.Kita tetap tak puas, kita ingin yang lebih lagi. Jadi, betapapun banyaknya harta yang  kita miliki kita tak pernah menjadi "kaya" dalam arti yang sesungguhnya.
 Mari kita luruskan pengertian kita mengenai orang "kaya". Orang yang "kaya" bukanlah orang yang memiliki  banyak hal, tetapi orang yang dapat menikmati apapun yang  mereka miliki. Tentunya boleh-boleh saja kita memiliki  keinginan,tapi kita perlu menyadari bahwa inilah akar  perasaan tak tenteram. Kita dapat mengubah perasaan  ini dengan berfokus pada apa yang sudah kita miliki. Cobalah lihat keadaan di sekeliling Anda, pikirkan yang Anda miliki, dan syukurilah. Anda akan merasakan  nikmatnya hidup. Pusatkanlah perhatian Anda pada sifat-sifat baik  atasan,pasangan, dan orang-orang di sekitar Anda. Mereka akan menjadi lebih menyenangkan.  Seorang pengarang pernah mengatakan, "Menikahlah dengan orang yang Anda cintai, setelah itu cintailah  orang yang Anda nikahi." Ini perwujudan rasa syukur.
Ada cerita menarik mengenai seorang kakek yang  mengeluh karena tak dapat membeli sepatu, padahal sepatunya sudah lama rusak. Suatu sore ia melihat seseorang yang tak mempunyai  kaki, tapi tetap ceria karena masih bisa mempergunakan  tangannya. Saat itu juga si kakek berhenti mengeluh  dan mulai mengucap syukur.
 Hal kedua yang sering membuat kita tak bersyukur  adalah adanya kecenderungan membanding-bandingkan  diri kita dengan orang lain. Kita merasa orang lain lebih beruntung.Kemanapun kita pergi, selalu ada orang  yang lebih pandai, lebih tampan, lebih cantik, lebih percaya diri, dan lebih kaya dari kita. Rumput tetangga memang sering kelihatan lebih hijau dari rumput di pekarangan sendiri.
Ada cerita menarik mengenai dua pasien rumah sakit  jiwa. Pasien pertama sedang duduk termenung sambil menggumam,"Lulu, Lulu." Seorang pengunjung yang keheranan menanyakan masalah yang dihadapi orang ini. Si dokter menjawab, "Orang ini jadi gila setelah cintanya ditolak oleh Lulu."  Sipengunjung manggut-manggut, tapi begitu lewat sel lain ia terkejut melihat penghuninya terus menerus memukulkan kepalanya di tembok dan berteriak, "Lulu, Lulu". "Orang ini juga punya masalah dengan Lulu?"  tanyanya keheranan. Dokter kemudian menjawab, "Ya,  dialah yang akhirnya menikah dengan Lulu."...
 Hidup akan lebih bahagia kalau kita dapat menikmati  apa yang kita miliki.Karena itu bersyukur merupakan kualitas hati yang tertinggi.  Cerita terakhir adalah mengenai seorang ibu yang  sedang terapung dilaut karena kapalnya karam, namun tetap berbahagia. Ketika ditanya kenapa demikian, ia  menjawab,"Saya mempunyai dua anak laki-laki. Yang  pertama sudah meninggal, yang kedua hidup di tanah seberang. Kalau berhasil selamat, saya sangat  bahagia karena dapat berjumpa dengan anak kedua saya. Tetapi  kalaupun mati tenggelam, saya juga akan berbahagia karena saya akan berjumpa dengan anak pertama saya  di  surga." Sungguh temanku, rasa syukur itu memang sangat luar  biasa dan teramat sangat membahagiakan hati !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar